Senin, 07 Februari 2011

seminar ekonomi bata-bata

Pesantren Pegang Peran Sentral Pemberdayaan Ekonomi Pedesaan
Selasa, 9 November 2010 06:17
Surabaya, NU Online
Pondok pesantren yang mayoritas berada di pedesaan memiliki peran yang cukup sentral sebagai motor pembangunan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Demikian disampaikan Ketua PBNU, H Syafullah Yusuf saat mengisi Seminar Regional “Membangun Ekonomi Masyarakat Islam berbasis Kemandirian Lokal” yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Bata-Bata Pamekasan (Imaba) Wilayah Surabaya, di IAIN Sunan Ampel, Senin (8/11) kemarin.

“Jumlah pesantren di Indonesia itu lebih dari 17 ribu, dan 7 ribunya ada di Jawa Timur. Dari 7 ribu itu, 5 ribunya berada di wilayah pantura termasuk Madura,” kata Gus Ipul.

Wakil Gubernur Jatim ini menambahkan, dibanding propinsi lain, jumlah TKI/TKW di Jawa Timur masih cukup tinggi. Meski secara devisa Jawa Timur termasuk penyumbang terbesar, namun kondisi ini perlu mendapat perhatian banyak pihak, terutama dari kalangan pesantren.

Menurut Gus Ipul, tingginya angka TKI ini disamping karena tidak adanya pemerataan pembangunan ekonomi di pedesaan, juga karena kesempatan kerja juga sangat sempit. “Di sini pesantren melalui para alumninya harus mengambil peran,” ujarnya.

Ditambahkan Gus Ipul, dalam sejarahnya, pesantren terbukti telah memberikan kontribusi yang kecil bagi bangsa ini, terutama terhadap pengentasan kemiskinan. Gus Ipul yakin bahwa keberadaan pesantren telah ikut menekan angka putus sekolah di Jawa Timur.

Hadir juga sebagai narasumber pada kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 600 peserta ini Drs Agus Afandi Ketua LPM IAIN Sunan Ampel, dan Endang Woro dari Dinas Pemuda dan Olahraga Jatim.

Endang Woro dalam kesempatan itu menyoroti peran pemuda di Jawa Timur dalam ikut menyokong pembangunan ekonomi masyarakat kecil, terutama dalam hubungannya dengan angkatan kerja dan tumbuhnya para prilaku ekonomi golongan muda.

Sedangkan, Agus Afandi lebih banyak menyoroti pola karakter prilaku ekonomi masyarakat pedesaan mulai dari sistem komunal yang menjadi ciri khas masyarakat Jawa Timur yang mayoritas masyarakat tradisional. Menurut dosen fakultas dakwah ini, ciri ekonomi masyarakat Jawa Timur selayaknya dijalankan dengan basis komunal, sehingga kemandirian ekonomi masyarakat akan dapat tercipta.

Panitia seminar Ihsan Maulana mengungkapkan, kegiatan ini diadakan sebagai wujud kepedulian alumni pesantren untuk ikut terlibat memecahkan berbagai problematika pembangunan ekonomi masyarakat di Jawa Timur.

“Harapan kami, dari seminar ini akan muncul pemikiran inovatif dan tawaran solusi pemecahan,” terang Ihsan. Alumnus program Master IAIN Sunan Ampel ini, diharapkan dapat ditindak lanjuti dengan pembuatan mapping permasalahan pembangunan ekonomi di Jawa Timur untuk kemudian melakukan pendampingan pemberdayaan untuk menuju masyarakat Jawa Timur yang sejahtera dan man

Tidak ada komentar:

Posting Komentar