Senin, 07 Februari 2011

makro ekonomi tentang isu globalisasi

Benang merah yang mudah-mudahan jelas terlihat dalam seluruh pembahasan yang dilakukan dalam makalah ini adalah bahwa masa depan akan penuh dengan berbagai tantangan yang bermuara pada manajemen perubahan. Ada yang dapat diperkirakan dan diramalkan sebelumnya dengan mengamati kecenderungan-kecenderungan yang terjadi sebagai fenomena internasional,baik tingkat regional,subregional,maupun tingkat nasional. Akibatnya sangat mungkin timbul beraneka ragam tantangan yang tidak dapat diperkirakan atau diduga sebelumnya dan itu berarti menimbulkan kejutan.
1. ISU-ISU GLOBALISASI
A. Bentuk dan jenis berbagai tantangan di masa depan
Ada beberapa sorotan yang penting ketika membahas masalah globalisasi dan tantangan dimasa depan ,di antaranya:
a. Faktor-faktor terjadinya perubahan
b. Dampak globalisasi ekonomi
c. Berbagai tantangan pada tingkat nasional (Prof.DR.Sondang P.Siagian, 1998:215)
a). Faktor-faktor pemicu terjadinya perubahan
pertama, Perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat antara lain,terjadi karena:
1. Semua ilmuan yang pernah hidup sepanjang sejarah umat manusia 90% di antaranya masih hidup dewasa ini;

2. Makin rumitnya permasalahan yang dihadapi oleh umat manusia menuntut para ilmuan untuk mencari,menemukan dan mengembangkan teori ilmuan baru untuk diterapkan dan memecahkan berbagai masalah baru tersebut;
3. Timbulnya tuntutan baru agar dalam permasalahan berbagai permasalahan yang dihadapi digunakan teori yang di dasarkan pada disiplin ilmu yang spesialistik;
4. Usia suatu teori yang mungkin menjadi sangat singkat karena temuan-temuan ilmiah yang baru. (Prof.DR.Sondang P.Siagian, 1998:216)
Kedua, Perkembangan tekhnologi terjadi dengan kepesatan yang belum pernah di alami oleh umat manusia sebelumnya,perkembangan tekhnologi bukan hanya berlangsung dengan pesat ,melainkan juga sangat pervasif,yaitutidak lagi segi penghidupan yang tidak di sentuh oleh dampak tekhnologi ,baik secara positif dan negatif.
Ketiga, Terjadinya proses demokratisasi dalam bidang politik supremasi hukum dan ekonomi yang mengemuka dalam bentuk tuntutan yang makin kuat dikalangan masyarakat agar berbagai haknya ,terutama yang bersifat asasi,diakui,dihargai,dan dikaitkan pula dengan pengakuan atas harkat dan martabat manusia sebagai insan yang terhormat.
1. Keempat, berkat perkembangan dan terobosan tekhnologi yang melahirkan rev olusi transfformasi ,revolusi komonikasi,revolusi informasi,dunia terasa semakin kecil sehingga di sebut suatu desa global.yang mau tidak mau masyarakat bangsa semakin terbuka. Salah satu konsekuensinya adalah terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya yang di anut. (Prof.DR.Sondang P.Siagian, 1998:216-217 )
b). Dampak globalisasi ekonomi
Dengan berakhirnya perang dingin,runtuhnya tembok Berlin,jatuhnya pemerintah negara yang berhaluan komonis di Eropa timur ,dan bubarnya Uni Soviet sebagai suatu negara tampaknya mendorong makin besarnya daya tarik penyelenggaraan kegiatan ekonomi berdasarkan mekanisme pasar sebagai wahana untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.Daya tarik tersebut mengejawantahkan dalam paling sedikit empat fenomina ekonomi. (Prof.DR.Sondang P.Siagian, 1998:219 )
Pertama, Timbulnya kesadaran yang makin besar dimasyarakat dunia bahwa banyak permasalahan ekonomi di dunia,seperti kemiskinan dan jurang pemisah antara negara industri maju dan negara dunia ketiga,yang hanya dapat dipecahkan melalui pendekatan global pula. Kesadaran demikian ternyata mendorong kerja sama ekonomi yang bersifat multilateral.
Kedua, makin kuatnya resonansi pandangan bahwa pendekatan ideologi dan politik bukan merupakan pendekatan yang paling efektif ,untuk menanggulangi berbagai permasalahan ekonomi,melainkan dengan pembangunan ekonomi dan menyerahkan percaturan ekonomipada mekanisme pasar.
Ketiga, kerja sama ekonomi multilateral dirasakan masih perlu di lengkapi dengan kerja sama yang regional dan subregional seperti terbukti dengan makin maraknya kerja sama yang terdapat semua di bagian dunia.
Keempat, keberadaan korporasi multinasional,baik yang berasal dari negara industri maju maupun yang basis operasinya terdapat di negara yang sedang berkembang. (Prof.DR.Sondang P.Siagian, 1998:219 )
C). Tantangan pada tingkat nasional
Dapat di pastikan bahwa perkembangan politik ,ekonomi,budaya,regional,subregional mempunyai resonansi dan gaung yang kuat pada tingkat nasional diantaranya:
1. Partisipasi dalam mengatasi pengangguran ,baik yang terbuka ,terselubung,maupun musiman melalui perluasan kesempatan kerja;
2. Peningkatan mutu hidup yang dimulai dari peningkatan taraf hidup rakyat banyak;
3. Penerapan norma-norma moraldan etika dalam interaksi degan berbagai pihak,
4. Penunaian kewajiban organisasi sosial ,termasuk kepedulian pada kelestarian lingkungan hidup ,
5. Keaneka ragaman tenaga kerja ,terutama karena makin banyaknya wanita yang memasuki lapangan pekerjaan,dan banyaknya anak di bawah umur yang bekerja meskipun dilarang dalam perundang-undangan,dampak perkembangan ilmu pegetahuan dan tekhnologi dan,
6 . Kejutan lain yang tak dapat diramalkan sebelumnya. (Prof.DR.Sondang
P.Siagian,1998:220 )
2. INTERNATIONAL MONETARY FUND (IMF)
Para anggota IMF menggambarkan peran lembaga ini adalah untuk memajukan hubungan-hubungan perdagangan antar negara dengan cara menyediakan dana-dana pinjaman jangka pendek kepada negara-negara yang mengalami devisit neraca pembayaran. Perannya mulai menonjol sejak pertengahan tahun 1960-an, namun sempat goyah ketika pada tahun 1971. (Roem Topati ,1999:92)
Pasal-pasal persetujuan IMF mengatur antara lain yang penting stuktur organisasi, dan tata kerjanya, terdiri dari dewan gubernur ( Badan Pembuat keputusan, biasanya adalah para menteri keuangan atau gubernur bank central dari semua negara anggota bersidang setahun sekali), komite ttetap (Badan penasehat tingkat mentri bagi dewan gubernur, beranggotakan mentri-mentri ekonomi dan keuangan dari semua negara anggota, bersidang dua kali setahun), dewan eksekutif ( badan palaksana yang ditunjuk dan dipilih oleh dewan gubernur, terdiri dari 22 orang anggota yang berkedudukan di markas besar IMF di Washington bersidang tiga kali seminggu), dan direktur pengelola (pimpinan pelaksana harian yang dipilih dari dewan eksekutif dan bertugas sebagai ketua serta penghubung antara dewan gubernur, komite tetap dan dewan eksekutif) . (Roem Topati ,1999:92)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar